RIAUERA.com - Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen DPR RI Ravindra Airlangga mendorong adanya asuransi kesehatan bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir. Sehingga bisa membantu mahasiswa yang harus mendapat perawatan medis ketika sakit.
Hal itu disampaikan Ravindra usai mendengar langsung keluhan mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di Universitas Al Azhar, Mesir. Banyak mahasiswa yang mengalami kendala penanganan medis saat berada di Mesir karena tidak memiliki asuransi.
"Seperti yang disampaikan oleh Mas Varez selaku perwakilan mahasiswa Jawa Barat, banyak mahasiswa yang berangkat (ke Mesir) tidak memiliki asuransi kesehatan. Sehingga ketika jatuh sakit mengalami masalah mendapatkan penanganan medis yang memadai," tutur Ravindra, Selasa (24/12/2024).
Anggota Komisi IX DPR ini menambahkan, usulan asuransi kesehatan bagi mahasiswa Indonesia di Mesir mendapat tanggapan positif dari Rektor Universitas Al Azhar Syekh Salamah Dawud beserta jajarannya.
Politikus Partai Golkar ini memastikan, pihak Universitas Al Azhar menyambut baik dengan mempercepat terwujudnya asuransi kesehatan bagi mahasiswa mereka.
"Alhamdulillah usul ini disambut sangat baik dan pihak Al Azhar akan mempercepat terwujudnya asuransi mahasiswa, serta memberi perhatian khusus pada mahasiswa Indonesia," tegas Ravindra.
Selain asuransi kesehatan, persoalan lain yang sering dihadapi mahasiswa Indonesia di Mesir antara lain akses terhadap visa mahasiswa. Hal itu mengakibatkan banyak mahasiswa berangkat studi di Mesir menggunakan visa turis.
Diketahui, saat ini jumlah mahasiswa Al Azhar Kairo mencapai 15 ribu dan dipastikan akan bertambah setiap tahunnya.
Dalam kunjungannya ke Mesir, rombongan BKSAP dipimpin Ketua BKSAP Mardani Ali Sera. BKSAP menggelar dialog dengan mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir, terutama di Universitas Al Azhar Kairo.
Menurut Mardani, permintaan mempermudah visa untuk mahasiswa bagi Indonesia di Mesir sudah disampaikan ke Parlemen Mesir. Hal itu mendapat dukungan dari Rektor Al Azhar Syekh Salamah Dawud yang menyebut mahasiswa Indonesia sangat aktif dalam perkuliahan. Mahasiswa asal Indonesia juga bisa memberi teladan akademis yang baik bagi lingkungannya.
Selain soal sektor pendidikan, kunjungan kerja BKSAP juga membahas peluang kerja sama investasi antara Indonesia dan Mesir. Terutama untuk sektor transportasi dan makanan ringan.
Mesir berpeluang menjadi manufakturing hub bagi perusahaan Indonesia yang tertarik berekspansi ke wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Berdasarkan data General Authority For Investment (GAFI) nilai outbound investasi Indonesia ke Mesir rentang 1998-2018 sebesar 57,9 juta dolar AS. Jumlah itu tersebar di berbagai sektor.
Investasi Mesir di Indonesia pada 2020 sebesar 0,40 juta dolar AS meningkat tajam dibanding 2019 yang hanya di angka 0,15 juta dolar AS. Artinya, total investasi Mesir di Indonesia selama periode 2010-2020 mencapai 6,35 juta dolar AS.