PEKANBARU (RIAUERA) - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru bersama Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru akan membangun Desa/Kelurahan Cinta Statistik (Cantik) pada tahun 2024.
Pembangunan Kelurahan Cantik bertujuan meningkatkan literasi, tingakat kesadaran dan peran aktif perangkat desa/kelurahan dan masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan statistik, optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan data serta pembentukan agen-agen statistik pada tingkat desa/kelurahan.
"Dengan program ini, kita mengharapkan perangkat desa bisa memahami penggunaan dan pemanfaatan data statistik yang baik dan muktahir, serta pembangunan desa tersebut lebih tepat sasaran. Misalnya, data terkait program pengentasan kemiskinan," Kata Raja Hendra Saputra Kepala Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian Kota Pekanbaru.
Ia mengatakan, dengan program Kelurahan Cantik ini Pemko dan BPS Pekanbaru menargetkan pencapaian satu desa perkecamatan. Dimulai, dari pembangunan Kelurahan Cantik di Kelurahan Wonorejo.
"Kelurahan Wonorejo merupakan kelurahan terbaik diperingkat kedua di Provinsi Riau pada tahun 2023. Maka, kelurahan ini menjadi pertama yang akan dibina sebagai kelurahan cantik tahun 2024," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPS Pekanbaru, Khairunnas menambahkan, pembangunan desa/kelurahan cantik ini sesuai dengan amanat UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik. Dalam UU tersebut, disampaikan bahwa BPS bertanggung jawab terhadap pembinaan penyelenggaraan statistik.
"Salah satu upaya kita dengan pembentukan Kelurahan Cantik di Kota Pekanbaru. Supaya perangkat kelurahan dapat mengumpulkan serta menyajikan data dalam bentuk statistik terkait kependudukan, ekonomi, sosial dan bidang-bidang yang terkait di kelurahan tersebut, dan menjadi acuan yang tepat dalam program pembangunannya," jelasnya.
Khairunnas mengatakan, pembinaan statistik akan dilakukan BPS dan Pemko Pekanbaru kelurahan cantik, diantaranya meliputi:
1. Pemberian wawasan tentang pembangunan dintingkat kelurahan.
2. Mengidentifikasi keberadaan fasilitas, potensi yang ada di kelurahan baik dari aspek geografis maupun aset (fisik, finansial dan modal sosial).
3. Mengidentifikasi kebutuhan data yang bersesuaian untuk sasaran pembangunan , pengentasan kemiskinan, peningkatan produkstivitas, dsb.
4. Pemetaan pemanfaatan data untuk kebutuhan pembangunan.
5. Tatacara pengolahan data mulai dari proses integrasi kemudian editing, validasi, entri data dan imputasi dengan metode statistik.
6. Pemberian pengetahuan dalam menyusun dan menyajikan statistik dalam bentuk yang sederhana dan mudah dipahami.