RIAUERA.com - Salah satu kemajuan terbesar dalam Fisika adalah Relativitas Umum Albert Einstein, yang menggambarkan gravitasi sebagai distorsi ruang-waktu. Dengan teori Relativitas Umum, Einstein semakin memperluas bidang Fisika dengan uraian interaksi terpenting dalam skala astronomi. Selain gravitasi, teori Einstein berhasil mendeskripsikan benda-benda di alam semesta yang bahkan belum kita ketahui keberadaannya sebelumnya.
Kasus pertama terjadi ketika Karl Schwarzschild menemukan solusi persamaan Einstein yang kemudian dikenal sebagai metrik Schwarzschild. Hal yang menarik adalah metrik tersebut menjelaskan bahwa untuk massa suatu benda tertentu, bahkan cahaya pun tidak akan mampu lolos dari radius tertentu. Solusi Schwarzschild menggambarkan fisika suatu benda yang kemudian dikenal sebagai lubang hitam. Bahkan Einstein atau Schwarzschild pun tidak percaya bahwa benda seperti itu bisa ada.
Lebih dari satu abad kemudian, kolaborasi EHT mencatat dua foto pertama lubang hitam yang menunjukkan keberadaan objek tersebut. Namun, karya baru dari seorang fisikawan di Universitas Ben-Gurion berpendapat bahwa lubang hitam sebenarnya adalah bintang beku yang berinteraksi dengan cara yang mirip dengan yang dijelaskan oleh Schwarzschild. Dan bintang beku bahkan bisa memecahkan beberapa misteri seputar lubang hitam.
Ketika sebuah bintang masif mencapai akhir masa hidupnya, ia memasuki proses supernova di mana sebagian interiornya runtuh pada titik yang disebut singularitas. Singularitas adalah tempat semua massa akan runtuh dan bergantung pada nilai massa tersebut, terdapat radius yang menentukan wilayah yang disebut cakrawala peristiwa. Wilayah ini menentukan titik di mana cahaya pun tidak dapat lolos.
Ada klasifikasi berbeda untuk lubang hitam berdasarkan 2 sifat: massa dan putarannya. Klasifikasi berbasis basis melibatkan lubang hitam supermasif dan bintang. Klasifikasi berbasis putaran melibatkan lubang hitam Schwarzschild dan lubang hitam Kerr. Di pusat setiap galaksi, terdapat lubang hitam supermasif yang umumnya dianggap sebagai lubang hitam Kerr.
Pada bulan April 2019, kolaborasi Event Horizon Telescope merilis gambar pertama lubang hitam. Lubang hitam di foto disebut M87* dan terletak di pusat galaksi Messier 87, sekitar 55 juta tahun cahaya dari Bima Sakti. Lubang hitam tersebut diperkirakan memiliki massa 7 miliar kali massa Matahari dan catatan sebelumnya menunjukkan bahwa ia memiliki pancaran relativistik yang menunjukkan adanya kemungkinan untuk berputar.
Pada tahun 2022, EHT merilis foto kedua, yaitu lubang hitam Sgr A* di pusat Bima Sakti. Kedua foto tersebut menunjukkan sebagian dinamika objek-objek tersebut di pusat galaksi dan memberikan rekaman langsung keberadaan objek-objek yang selama ini hanya dapat diamati secara tidak langsung. Kedua artikel tersebut membahas Fisika yang terlibat dalam setiap foto dan memperdebatkan bagaimana kedua catatan tersebut mengkonfirmasi Teori Relativitas Umum Einstein.
Keberadaan lubang hitam juga membawa permasalahan seperti paradoks yang tidak ada solusinya. Salah satu yang paling terkenal adalah paradoks informasi lubang hitam yang membahas bagaimana informasi dilestarikan. Paradoks informasi terjadi karena meskipun informasi akan hilang begitu berada di dalam lubang hitam, terdapat undang-undang yang menyatakan bahwa informasi harus dilestarikan. Ini adalah masalah terbuka dalam Fisika.
Masalah lain terkait lubang hitam adalah adanya singularitas dimana kepadatan dan kelengkungan ruang-waktu cenderung tak terhingga . Masalah besarnya adalah Fisika tidak bisa menangani ketidakterbatasan dengan baik, sehingga memerlukan bidang lain dalam Fisika yang belum ditetapkan. Salah satu bidang tersebut adalah Gravitasi Kuantum, yang diusulkan sebagai solusi yang menggambarkan dunia mikro dalam situasi gravitasi ekstrem.
Untuk mengatasi paradoks ini, sekelompok fisikawan mengajukan gagasan bahwa lubang hitam adalah bintang yang membeku. Benda-benda tersebut merupakan sisa-sisa bintang masif yang mengalami supernova dan tidak akan memancarkan cahaya. Mereka akan memiliki fenomena yang identik dengan lubang hitam tetapi tanpa adanya singularitas di dalamnya. Bahkan cakrawala peristiwa pun akan mirip dengan bintang yang membeku.
Fenomena seperti pelebaran waktu dan gravitasi ekstrem akan serupa dan bagi pengamat luar, dapat dilihat sebagai lubang hitam. Karena mereka tidak memiliki cakrawala peristiwa, cahaya yang masuk mungkin saja lolos, juga menghindari paradoks informasi. Titik-titik tersebut tidak akan menjadi point of no return seperti cakrawala peristiwa lubang hitam.
Astronom Carl Sagan pernah menyatakan bahwa klaim luar biasa memerlukan bukti luar biasa. Kasus bintang beku adalah contoh kutipan dari Sagan ini. Untuk mengkonfirmasi hipotesis tersebut, diperlukan bukti dan observasi yang sangat tepat yang dapat menjelaskan semua efek yang diketahui hingga saat ini. Teori Relativitas Umum masih merupakan teori yang mapan dan telah beberapa kali mengalami metode ilmiah.