Ribuan Jamaah Menangis Haru, Abdul Wahid Cerita Masa Kecil Ditinggal Ayah sejak Usia Sepuluh Tahun

Ribuan Jamaah Menangis Haru, Abdul Wahid Cerita Masa Kecil Ditinggal Ayah sejak Usia Sepuluh Tahun

PEKANBARU, RIAUERA.com - Komunitas Hamba Allah menggelar diskusi Abdul Bertanya Abdul Menjawab yang mengangkat tema “Peran Ibu dalam mendidik anak” di hall Riau Garden Jalan Soebrantas Pekanbaru, Minggu (29/9/2024).

Program Abdul bertanya Abdul menjawab ini dipopulerkan oleh Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam sebuah podcast yang ia sendiri sebagai moderator dan Abdul Wahid sebagai narasumber beberapa waktu lalu.

Calon Gubernur Riau menceritakan kisah ketika dirinya masih kecil ditinggal sang ayah saat masih usia sepuluh tahun. Sejak saat itu dirinya bersama lima saudara dibesarkan oleh ibu seorang diri.

"Saya mengira kegiatan hanya di kedai kopi biasa dan tidak ramai orang, ternyata seramai ini yang hadir, terutama ibu-ibu garis keras dan ramai anak muda yang hadir," kata UAS.

Saat memulai diskusi dengan tema ibu, Ustadz Abdul Somad melontarkan pertanyaan kepada Abdul Wahid tentang ibu.

“Karena dibuka dengan lagu ibu dan lagu kedua kasih sayang ibu, apa arti ibu bagi pak Wahid” tanya UAS kepada Cagub Riau Abdul Wahid.

"Saya sejak usia 10 tahun sudah ditinggal ayah, sejak saat itu kami dibesarkan mamak (ibu, red). Saya anak ketiga dari enam saudara. Saat itu anak yang paling tua baru berumur 14 tahun, yang kecil baru berusia 6 bulan," cerita calon gubernur Riau nomor urut 1 ini.

“Syukurnya ada kebun dan warung kecil-kecilan yang ditinggalkan ayah, semua dikerjakan dalam waktu bersamaan, membesarkan anak juga mencari nafkah, sendiri,” lanjut cerita Wahid.

Sejak saat itu ibunda Abdul Wahid harus berjuang keras dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya tanpa sosok suami.

UAS kemudian merespon, "bayangkan, ibu-ibu. Anak 6 orang dan harus bekerja sekaligus membesarkan anak seorang diri. Lalu bagaimana soal pendidikan, pak Wahid" tanya UAS lagi.

Dijawab Wahid lagi “Saya sekolah SD dan MTs di kampung ustadz, Sungai Simbar Kateman Inhil, setelah itu saya dikirim ke Pondok Candung, karena pesan ayah anak harus sekolah, dan sekolahnya agama, awal masuk 2 tahun saya tidak pulang, tiap bulan kirim surat tapi tidak ada dibalas,” cerita wahid lagi.

Di balik pengalamannya menempuh pendidikan di pondok pesantren, Abdul Wahid memiliki tekad agar antara sekolah umum dan madrasah atau pesantren tidak boleh ada perbedaan perlakukan dan kualitas.

Cagub Riau ini kemudian menyampaikan komitmennya.

“Sekolah ponpes, swasta harus setara fasilitasnya dan bantuannya sama dengan sekolah umum, saya tau betul bagaimana pondok itu hidup melalu swadaya masyarakat dan wali murid, kita sudah ada UU Pondok, Perda Ponpes, pergub yang belum,” jelas wahid

Doakan biar saya selesaikan pergubnya, biar ponpes dapat bantuan dari pemda,” jelas wahid disambut tepuk tangan meriah jamaah.

Kegiatan bincang santai dengan narasumber Abdul Wahid ini menginspirasi banyak jamah, saat mendengar kisah ibu Cagub yang berpasangan denga SF Hariyanto ini banyak jamaah yang nangis terharu.

Anak kampung dididik ibu tunggal yang tidak berpendidikan tinggi ini berhasil dan sukses, sekarang sebagai calon gubernur yang populer dan digadang-gadang sebagai gubernur riau 2024-2029

Abdul Wahid mengenang ibu dan ayahnya agar ada pahala jariah, rumah peninggalan orang tuanya dijadikan sekolah SMA Islam di kampung halamannya Sungai Simbar, Kecamatan Kateman, Indragiri Hilir.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index